WHAT'S NEW?
Meski metode belajar dengan memanfaatkan media komputer sebagai alat pendukung utama sudah banyak diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di berbagai macam tingkat pendidikan, sebagian besar dari kita mungkin belum terlalu memahami esensi dari metode tersebut. Sejauh yang kita tahu, ketika perangkat komputer digunakan dalam proses pembelajaran, maka kita bisa menyebut pembelajaran tersebut mengaplikasikan metode belajar berbasis teknologi komputer.

Nyatanya, terdapat sejumlah metode belajar yang menggunakan komputer sebagai media utama pembelajaran. Masing-masing dari metode tersebut memiliki karakter yang berbeda sekaligus implementasi yang bermacam-macam. Namun, pada dasarnya harus kita akui bahwa metode pembelajaran seperti ini sangat lah menguntungkan.



Contoh sederhananya, jika sebelumnya seorang pengajar harus menyampaikan panduan seputar materi pembelajaran di papan tulis, saat ini cukup dengan media presentasi digital saja, mereka sudah menghemat energy dan waktu selama kegiatan kelas berlangsung. Selain itu, informasi menjadi lebih terintegrasi dan relatif lebih mudah dipahami.

Metode Belajar dengan Bantuan Komputer

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, terdapat sejumlah bentuk metode belajar berbasis teknologi komputer, yang salah satunya adalah metode yang dibantu oleh penggunaan komputer. Contoh konkret metode ini dapat dilihat dari aktivitas pembelajaran yang memanfaatkan perangkat komputer beserta sejumlah alat pendukung lainnya untuk ‘menggantikan’ fungsi pengajar.
Dalam kasus ini, komputer bukan saja berlaku sebagai sebuah media pasif, namun dia juga bisa berperan secara aktif dalam menyampaikan informasi sekaligus memberikan respon atas aksi yang diberikan oleh pengguna alias objek pembelajaran. Dengan kata lain, terdapat komunikasi dua arah yang terjadi, ditandai dengan adanya interaksi yang berlangsung. Sebagian dari kita mungkin mengenal istilah e-tutoring, yang kurang lebih seperti itulah gambarannya. Apakah Anda pernah terlibat dalam kegiatan pembelajaran semacam ini?

Lalu adakah pesan khusus yang Anda dapat rasakan dari keterlibatan Anda dalam kegiatan pembelajaran dengan bantuan komputer? Mungkin salah satu keuntungan yang paling terasa adalah efisiensi waktu yang tentu dapat diatur dengan lebih rapi dan sistematis. Pembelajaran dengan metode seperti ini terkesan begitu singkat namun konten bisa dirancang cukup padat.


Metode Belajar Berbasis Web

Selain perangkat komputer, terdapat satu alat lain yang juga begitu berpengaruh saat ini, utamanya bagi pembelajaran yang memanfaatkan teknologi komputer sebagai alat pendukungnya. Tidak lain, alat tersebut adalah web. Ketika kita menyinggung istilah “web”, hampir tidak mungkin kita bisa melupakan internet, yang mana dengan adanya infrasktruktur tersebut, web dapat diakses.
Keistimewaan dari metode belajar ini adalah keberagaman cakupan media dan juga faktor pendukung, seperti proses penilaian. Bisa dibilang, sebagian besar aktivitas yang dilakukan melalui metode belajar ini sama dengan yang biasa kita hadapi dan terapkan di kelas, namun mediumnya bukan lagi melalui interaksi secara langsung, melainkan melalui web dengan bantuan internet.
Interaksi tentu saja bisa dilancarkan. Mulai dari presentasi hingga tes atau ujian pun juga bisa dilaksanakan melalui metode pembelajaran ini. Siswa dan pengajar bisa saling bertukar materi serta umpan balik melalui web secara interaktif, karena didukung oleh media digital yang sudah begitu maju dan beragam jenisnya. Contohnya, kita bisa belajar dari gambar, video ataupun teks biasa. Semua media itu bisa diakses dengan muda melalui web yang telah terintegrasi ke masing-masing subjek dalam proses pembelajaran.

Bukankah kegiatan belajar menjadi jauh lebih mudah dengan adanya fasilitas seperti ini? Lalu, apakah itu berarti metode belajar berbasis teknologi komputer tidak memiliki kekurangan?

Respon Negatif

Rasanya setiap hal yang kita temui senantiasa memiliki sisi baik dan buruk, perspektif lah yang membuat kedua sisi itu ada, tidak terkecuali untuk pembelajaran yang memanfaatkan teknologi komputer. Sebagian dari kita mungkin merasa pembelajaran secara tradisional jauh lebih menarik mengingat interaksi sosial benar-benar terjadi, yang mana di dalamnya terkandung pertukaran nilai dan ide kultural yang sangat penting bagi perkembangan masing-masing individu.


Singkat kata, pembelajaran berbasi komputer mampu meniadakan interaksi sosial antar individu yang akan memberikan banyak perubahan pada model kontak sosial. Namun, bagaimanapun, tidak bisa dikatakan bahwa kita tidak memerlukan pembelajaran berbasis teknologi komputer, karena fungsinya yang begitu strategis.
Kurikulum 2013 atau yang yang lebih akrab disebut k13 menuntut para siswa untuk berkontribusi secara lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dilengkapi dengan scientific approach atau pendekatan saintifik, para siswa diminta untuk mengolah kemampuan berpikirnya secara lebih kreatif. Tidak lain, sistem ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dari peserta didik, baik dari segi akademis maupun non-akademis, utamanya aspek budi pekerti mereka.

Namun, nyatanya, banyak yang berargumen bahwa para peserta didik yang dilibatkan dalam masa percobaan k13 yang lalu, belum siap menghadapi tuntutan yang diberikan. Akibatnya, tidak sedikit dari para siswa yang merasa kebingungan dengan sistem yang harus mereka ikuti. Meskipun dengan sedikit terseok-seok, mereka harus tetap memenuhi kewajiban mereka sebagai pelajar.

Lalu sebenarnya, apa saja yang harus mereka hadapi secara konkret dalm kegiatan pembelajaran k13? Sejumlah model pembelajaran coba diaplikasikan, yang mana pada intinya, model-model tersebut dirasa sesuai dengan tujuan k13 yang meninginkan peserta didik untuk mengambil porsi besar dari keseluruhan proses pembelajaran. Berikut beberapa model pembelajaran tersebut.



1. Numbered Head Together

Dari namanya saja, mungkin Anda sudah bisa mengira bahwa model pembelajaran yang satu ini melibatkan sistem penomoran. Benar saja, nomor akan diberikan ke masing-masing peserta didik yang sebelumnya sudah dibentuk ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3-5 orang. Nomor tersebut nantinya diberikan kepada per kelompok.

Nah, tidak hanya sampai disitu, nomor ini berfungsi sebagai semacam identitas anak dalam kelompok, yang nantinya harus berdiskusi dan bekerja sama untuk menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru. Bahan diskusi tentu saja tergantung pada pokok bahasan kegiatan pembelajaran tersebut dan juga bahan rancangan dari guru yang bertindak sebagai pembimbing.

Ketika para siswa sudah menyelesaikan diskusi mereka, guru akan meminta satu nomor yang sama dari masing-masing kelompok. Anak-anak inilah yang bertindak sebagai representasi dari kelompoknya untuk mengemukakan hasil diskusi mereka. Pada akhirnya, forum diskusi yang awalnya hanya berlangsung dalam kelompok kecil akan dilanjutkan ke dalam forum kelas.
Dari implementasinya, bisa kita lihat bahwa metode ini memungkinkan para peserta didik untuk mengeksplor kemampuannya dalam menalar sekaligus menyampaikan opininya. Tidak hanya itu, dia juga berperan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan melaporkan hasil penemuannya yang dilakukan secara berkelompok.


2. Jigsaw

Metode yang satu ini juga menuntut para siswa untuk berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil yang dibentuk dengan bantuan guru sebagai fasilitator. Keistimewaan metode ini terletak pada perbedaan materi atau bahan diskusi yang diberikan pada masing-masing kelompok.

Dalam langkah awal, per kelompok harus bekerja sama menyelesaikan persoalan yang diberikan oleh guru. Kemudia, guru meminta salah satu anggota dari masing-masing kelompok untuk membagi hasil penemuan kelompok mereka kepada kelompok baru. Kelompok-kelompok pada gelombang pertama diacak kembali dengan pola tertentu sehingga kelompok baru akan muncul yang mana masing-masing anggotanya merupakan representasi dari bentukan kelompok sebelumnya.

Para siswa akan saling bertukar opini dan hasil diskusi yang didapat oleh kelompok mereka sebelumnya ke anggota kelompok yang baru. Sehingga, pada akhirnya, semua peserta didik akan mendapatkan informasi mengenai topik bahasan yang berbeda dalam satu kali sesi kegiatan pembelajaran melalui diskusi dengan metode Jigsaw ini.

3. Problem-based Introduction

K13 juga menginginkan para peserta didik untuk memahami betapa pentingnya pendekatan ilmiah dalam kegiatan pembelajaran yang harus mereka hadapi. Karena itulah, metode yang satu ini cukup sesuai mengingat hal-hal yang berbasis ilmiah dimulai dari adanya permasalahan dan pertanyaan. Setelah itu, para siswa dituntut untuk menemukan jawaban atas permasalahan atau pertanyaan yang mereka miliki.

Metode ini menitikberatkan pada fungsi guru sebagai fasilitator dan pendukung dari kegiatan pembelajaran, yang mana hampir seluruh proses pembelajaran harus dilaksanakan secara aktif oleh para siswa. Proses tersebut dilakukan dengan menggunakan pakem-pakem dalam penelitian ilmiah, seperti observasi, eksperimen, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah dan penarikan kesimpulan.


Kemudian, hasil yang mereka dapatkan harus dilaporkan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Pada akhirnya, seluruh siswa dapat menjangkau, memahami dan mengevaluasi hasil penelitian dari masing-masing anak atau kelompok.
Sebagian besar orang tua jaman sekarang mungkin sangat mengerti benar sulitnya mendorong anak mereka untuk melakukan kewajiban mereka sebagai penerus generasi bangsa, yaitu belajar. Tidak jarang kita melihat sejumlah orang tua yang harus meminta bantuan guru les untuk membantu mereka dalam membimbing anak mereka untuk belajar, sekalipun mereka sudah menghabiskan berjam-jam di sekolah.



Tapi tahukah Anda bahwa cara tersebut tidak sepenuhnya tepat? Sejumlah anak yang memang tidak menemukan kenyamanan dalam belajar, sekalipun ada seseorang yang membimbingnya, mereka tetap terlihat tidak bersemangat. Alasannya, hampir bisa dipastikan, karena mereka merasa terpaksa. Mereka hanya mengikuti permintaan dan menuruti perintah orang tua mereka. Lalu apa yang Anda dapatkan, sebagai orang tua, dari situasi yang seperti ini?

Memaksa anak Anda untuk belajar tidak akan memberikan perubahan apa-apa pada prestasi mereka; setidaknya tidak lebih baik dibanding memberikan mereka motivasi untuk belajar dan menemukan kenyamanan mereka sendiri dalam melaksanakan kewajibannya. Motivasi belajar lah yang mereka lebih butuhkan dari Anda, para orang tua.

1. Berikan Mereka Pandangan tentang Masa Depan
Jika Anda menganggap bahwa pendidikan dan belajar adalah sesuatu yang baik dan berguna bagi masa depan Anda, maka Anda perlu mengemukakan alasan tersebut melalui cara yang tidak mendoktrin. Gunakan pendekatan yang Anda rasa akan membuat Anda nyaman ketika mendengar alasan itu dari Anda, sehingga aksi Anda akan cenderung jauh lebih efektif.
Pada intinya, Anda perlu bersikap secara lebih terbuka pada anak Anda. Hindari memberikan mereka “ceramah” tentang betapa pentingnya belajar. Namun, Anda bisa secara tidak langsung menyampaikan pesannya melalui sesi cerita dan berbagi antar orang tua dan anak. Biarkan mereka mengolah pesan yang ingin Anda sampaikan secara mandiri.


2. Ajak Mereka untuk Berbagi
Mengajak anak Anda untuk menyusun masa depannya bisa jadi merupakan salah satu motivasi belajar yang paling efektif dan berpengaruh bagi kualitas belajar mereka. Sudahkah Anda mengajak mereka untuk menentukan cita-cita dan tujuan hidup mereka? Jika belum, mengapa? Apakah Anda merasa anak Anda terlalu muda untuk memikirkannya?
Justru, Anda bertanggung jawab untuk mengenalkan mereka pada tujuan hidup mereka, bahkan sejak usia dini. Alasannya adalah karena mereka akan jauh lebih merasa bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri. Akibatnya, jika mereka merasa tujuan hidup mereka hanya bisa diraih dengan belajar, mereka akan dengan setulus hati melakukan aktivitas itu demi kepentingan mereka sendiri.
Selain itu, sesi berbagi dengan keluarga seperti ini, bisa mendekatkan hubungan Anda dengan anak Anda. Tumbuh kembangnya sangat terpengaruh oleh kualitas diskusi informal semacam ini yang dapat mereka dapatkan hanya dari lingkungan rumah.

3. Ajak Mereka ke Tempat-Tempat Edukatif
Pernahkah Anda mengajak anak Anda ke pameran seni? Tahukah Anda bahwa bagi anak usia dini, khususnya yang tertarik pada bidang seni, acara semacam ini bisa meningkatkan motivasi mereka untuk belajar dan menekuni bidang yang mereka sukai? Pameran seni ini hanyalah contoh dari sekian tempat atau sarana edukatif yang dapat Anda kenalkan pada anak Anda untuk membantu mereka menemukan kenyamanannya dalam belajar, sesuai dengan kesukaan mereka masing-masing.
Jika perlu, Anda bisa mengajak mereka berkunjung ke berbagai tempat berbeda guna memberikan mereka pandangan tentang banyaknya hal yang ada di dunia ini. Kebiasaan seperti ini dapat membantu anak Anda menemukan sesuatu yang mereka sukai untuk kemudian mereka kejar.

4. Berikan Keleluasaan yang Bertanggung Jawab
Tidak semua anak memiliki kemampuan seimbang dalam berbagai materi pelajaran di sekolah, dan orang tua yang bijak mampu menanggapi persoalan ini dengan bijak pula. Jangan paksa mereka untuk menguasai hal yang memang sulit untuk dia pahami. Justru berikan dia keleluasaan untuk menekuni bidang yang dia sukai dan mampu dia pelajari dengan lebih baik. Sikap ini dapat membantunya untuk lebih fokus dalam suatu hal dan membuat motivasi belajar mereka justru lebih tinggi.


Sedangkan untuk bidang yang mereka susah pahami, Anda bisa memberikan mereka target dan batas, supaya mereka bisa tetap bertanggung jawab atas hal itu.
Apakah Anda pernah memaksa anak Anda untuk belajar sesuai dengan kehendak Anda? Mungkin sebagian dari kita tidak menyadarinya, tetapi terkadang pemaksaan ini begitu halus kita lakukan sebagai orang tua kepada anak kita, sehingga tidak terkesan bahwa perintah atau ajakan kita kepada anak untuk belajar merupakan suatu paksaan untuk mereka.

Salah satu ciri-ciri yang paling jelas terlihat mungkin adalah ketika mereka menolak atau tidak menunjukkan reaksi positif ketika Anda mengingatkan mereka untuk belajar. Penolakan yang mereka tunjukkan tidak selalu berarti mereka tidak ingin belajar. Bisa jadi pada saat Anda memintanya belajar, mereka belum merasa nyaman dan siap untuk belajar. Mungkin alasan ini lah yang mendasari sikap mereka yang ogah-ogahan ketika diingatkan untuk belajar.

Perlu Anda sadari bahwa masing-masing anak memiliki cara atau metode belajar yang mereka sukai. Para orang tua perlu mengetahui metode belajar yang anak mereka sukai secara umum, karena dengan begitu Anda bisa menempatkan diri sesuai dengan keinginan dan ekspektasi anak Anda.


Amati Pola Belajar Anak Anda
Nah, sebelum Anda mengetahui secara lebih detail mengenai metode belajar yang Anak Anda sukai, Anda disarankan untuk mengamati pola belajar mereka. Apakah mereka lebih suka belajar di malam hari ataukah pada sore hari setelah mereka pulang sekolah? Lalu apakah mereka lebih suka belajar sambil berkumpul bersama keluarga ataukah menyendiri di kamar atau ruang belajarnya? Atau mungkin Anda juga bisa mengamati tingkat kerajinan dalam belajar yang ditunjukkan anak Anda. Tidak semua anak menyukai aktivitas ini, dan itu merupakan sesuatu yang sangat wajar.
Lakukan pengamatan ini tanpa adanya intervensi berlebihan dari Anda. Dengan kata lain, hindari memaksanya untuk belajar. Biarkan anak Anda belajar dengan cara dan waktu yang mereka inginkan. Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan hasil yang akurat dari pengamatan Anda terhadap aktivitas belajar anak Anda.


Ajak Mereka untuk Berdiskusi
Setelah Anda mengetahui karakter belajar yang anak Anda suka, coba ajak mereka untuk mendiskusikan hal tersebut. Anda bisa mengklarifikasi hasil pengamatan Anda kepada mereka. Secara tidak langsung, Anda sudah menunjukkan perhatian Anda sebagai orang tua kepada anak, yang tentunya dapat menimbulkan rasa percaya dalam diri mereka kepada Anda.
Tidak menutup kemungkinan bahwa hasil pengamatan yang Anda dapatkan tidak dirasa benar oleh anak Anda. Beri mereka kesempatan untuk mengutarakan pendapat mereka mengenai metode belajar yang memang meeka sukai. Bagaimanapun kenyamanan adalah hal yang paling penting bagi anak ketika mereka melakukan aktivitas belajar.

Berikan Fasilitas sesuai dengan Kebutuhan Mereka
Nah, dalam langkah inilah Anda dituntut untuk sedikit lebih peka dalam menanggapi ketertarikan anak Anda terhadap metode belajar tertentu. Masing-masing metode belajar memiliki karakter yang berbeda, dan tentu fasilitas yang bisa Anda berikan juga harus berbeda. Coba simak contoh berikut ini untuk membantu Anda menemukan jawaban dari masalah Anda.

  1. Jika anak Anda cenderung lebih suka menyendiri ketika belajar, maka berikan dia ruang yang kondusif untuk mendukung kegiatannya. Jika anak Anda sudah cukup nyaman dengan kamar tidurnya sebagai tempat belajar, maka biarkan dia menghabiskan waktunya disana selama jam belajar tanpa interupsi dari anggota keluarga lainnya. Tapi jangan lupa untuk selalu mengawasinya tanpa membuatnya merasa tidak nyaman.
  2. Beberapa anak tidak terlalu menyukai jadwal belajar yang teratur. Mereka akan belajar ketika mereka merasa ingin belajar. Nah, jika anak Anda menyukai metode belajar yang seperti ini, berikan dia kesempatan untuk mengatur jadwalnya. Anda bisa mengawasinya dengan cara memberikan batasan supaya mereka tidak tetap melakukan kewajibannya sebagai siswa.
  3. Tidak jarang pula kita menemui karakter anak yang membutuhkan seorang pembimbing ketika mereka sedang belajar di rumah. Nah, tidak ada orang lain yang lebih tepat untuk mengisi posisi tersebut selain orang tua. Kalau pun anak Anda menginginkan seorang guru les atau sejenisnya, Anda bisa menghadirkan mereka sesuai dengan kemampuan Anda. Jangan lupa untuk selalu memberikan pilihan pada anak Anda dan biarkan mereka mengerti situasi yang Anda hadapi.

Kabarnya, kurikulum 2013 telah dihentikan untuk sementara waktu selagi menunggu evaluasi serta revisi terhadap sistem kurikulum itu sendiri. Namun, selama beberapa waktu ke belakang, sebagian dari kita mungkin sudah menyaksikan betapa banyak perhatian ditujukan kepada kurikulum ini, baik karena sisi positif maupun negatifnya. Sejumlah pihak merasa bahwa implementasi kurikulum begitu mendadak, sedangkan di sisi lain, k13 juga cukup diapresiasi karena tujuan yang ingin diraihnya.
Kali ini kita tidak akan membahas mengenai respon apa saja yang muncul pasca pemberlakuan kurikulum ini di sejumlah sekolah tingkat dasar hingga menengah di seluruh Indonesia, melainkan kita akan mencoba memahami kembali proses pembelajaran yang dilakukan selama kurikulum 2013 masih diberlakukan di sekolah-sekolah tersebut.



Kurikulum 2013 Secara Umum
Bukan hanya kalangan akademik saja yang berhak mengetahui detil-detil dalam proses pembelajaran kurikulum 2013, kalangan awam pun, khususnya orang tua siswa perlu diberi ruang untuk memahami apa saja yang ingin diraih melalui k13. Nah, salah satu poin yang paling utama yang ingin diraih oleh implementasi k13 adalah keseimbangan antara aspek budi pekerti dan akademik.

Pemerintah menyadari betapa pentingnya pendidikan karakter pada siswa, sehingga aspek-aspek tersebut menjadi salah satu tuntutan jelas yang ingin diwujudkan melalui sejumlah KD atau komeptensi dasar yang terdapat pada rencana pembelajaran. Selain itu, k13 juga menginginkan para siswa untuk bertindak secara lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain, model pembelajaran yang sebelumnya cenderung teacher-centered alias terpusat pada pengajar atau guru, mulai dirasa kurang efektif di dalam k13 ini. Justru, siswa lah yang dituntut untuk lebih banyak menunjukkan kontribusinya selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Hal ini tidak lepas dari scientific approach yang coba ditekankan dalam proses pembelajaran k13. Scientific approach atau pendekatan ilmiah ini bertujuan memberikan kesempapatan siswa untuk mampu mengolah kemampuan nalarnya secara lebih komprehensif. Sehingga, selama kegiatan pembelajaran berlangsung, mereka tidak hanya menerima materi dan mengerjakan tugas, tapi juga melakukan kegiatan penalaran untuk memperluas objek pemahaman mereka.

Karena itulah, Anda tidak perlu heran mengapa selama uji coba k13, siswa-siswa dituntut untuk merancang dan menyusun sejumlah materi presentasi. Melalui media presentasi itulah, siswa dapat menunjukkan keaktifannya, sekaligus kemampuannya dalam memahami materi secara lebih mendalam dan menyeluruh.


Apakah Scientific Approach?
Dari penjelasan di atas, terdapat satu istilah yang mungkin bagi beberapa dari kita terdengar cukup asing. Istilah itu adalah scientific approach, atau dalam istilah lokalnya disebut sebagai pendekatan saintifik. Pendekatan yang satu ini cukup berbeda dibanding dengan sejumlah pendekatan lain yang mungkin Anda pernah kethaui. Terdapat beberapa langkah dalam prosedurnya, yaitu meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi dan mengkomunikasikan.

Kelima langkah dalam proses pembelajaran k13 tersebut dilakukan secara berurutan, yang dimulai dari kegiatan mengamati dimana siswa diminta untuk melakukan kegiatan pencarian informasi dari berbagai sumber. Sehingga, pengamatan bisa dilakukan melalui proses melihat, mendengar, membaca dan menyimak.

Kemudian, proses dilanjutkan dengan kegiatan bertanya, yang dapat dilakukan melalui kegiatan diskusi atau kerja kelompok. Tujuannya adalah tentu untuk memperluas pengetahuan yang sudah mereka pahami sebelumnya. Tidak cukup hanya sampai disitu, siswa masih dituntut untuk mengembangkan ilmu dan wawasan yang dia miliki dengan cara mencoba mengaplikasikan pengetahuan tersebut melalui berbagai media dan cara.

Sejumlah aktivitas dapat dilakukan untuk mendukung kegiatan tersebut, seperti mengolah kreatifitas dan menyajikan hasil pengamatan mereka. Kemudian, siswa juga harus mampu menarik kesimpulan ataupun menindaklanjuti hasil pengamatan yang telah didapatkan. Apapun itu, informasi yang telah diperoleh harus mampu diolah oleh para siswa, sehingga mereka dapat memperoleh pengetahuan yang memang sudah teruji kebenarannya.


Dan, yang terakhir, tidak lain adalah upaya dalam mendorong siswa untuk mampu menyampaikan atau mengkomunikasikan hasil pengamatan mereka ke dalam suatu wadah yang suportif dan relevan. Begitulah pendekatan saintifik yang ingin diterapkan oleh k13 kepada siswa, dan juga pengajar.  Tujuannya, tentu saja, untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga output yang nantinya akan dihasilkan pun akan memuaskan.
Kegiatan mengajar tidak bisa dikatakan sebagai suatu aktivitas atau pekerjaan yang mudah dilakukan. Para pengajar, dengan latar belakang usia maupun pengalaman yang berbeda-beda pun, tidak akan membantah kenyataan bahwa mengajar memberikan sejumlah tantangan tersendiri bagi mereka; terlebih jika kita menginginkan suatu hasil yang benar-benar memuaskan dari hasil pengajaran kita.
Namun, jika kita pikirkan kembali, esensi dari mengajar itu sendiri, menuntut kita, para pengajar, untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada objek kegiatan kita, yaitu para siswa. Mereka adalah generasi penerus bangsa, yang mana setiap ilmu maupun input lain yang mereka terima harus lah berguna dan berkualitas bagi kelangsungan hidup mereka ke depannya. Tidak hanya itu, setiap perbuatan yang mereka lakukan kepada masyarakatnya bisa jadi merupakan refleksi dari pendidikan yang kita berikan kepada mereka, sehingga tidak ada pilihan lain bagi kita untuk benar-benar menjamin bahwa kita telah memberikan kualitas pengajaran yang baik sekaligus menyenangkan untuk mereka.

Menurut Anda, apakah manfaat dari pengajaran yang menyenangkan? Mungkin jawaban yang paling sering kita dengar untuk pertanyaan itu adalah memberikan kenyamanan pada siswa dalam belajar. Dengan adanya rasa nyaman yang dirasakan para siswa, mereka akan cenderung lebih mudah memahami materi yang diajarkan sekaligus lebih mudah untuk berkontribusi terhadap kegiatan pengajaran. Akibatnya, kegiatan pembelajaran menjadi jauh lebih efektif karena tidak hanya guru atau pengajar yang memimpin kegiatan secara keseluruhan, namun siswa juga bisa memiliki kesempatan itu dengan porsi dan kualitas yang tentu saja disesuaikan.

Apakah Anda setuju dengan pendapat tersebut? Jika Anda merasa pengajaran yang menyenangkan sangat esensial untuk diterapkan, maka simak cara mengajar yang menyenangkan berikut ini.

Kenali Karakter Kelas
Bagaimana Anda bisa menjadi sosok yang menyenangkan bagi objek tertentu, yang dalam kasus ini adalah kelas, jika Anda belum mengenali apa atau siapa yang Anda hadapi? Karena itu, mengenali karakter siswa Anda secara umum penting dilakukan guna merancang metode atau cara apa yang akan Anda lakukan selanjutnya. 

Mengenali karakter dari masing-masing individu akan membutuhkan waktu yang lama, sehingga langkah yang bisa Anda lakukan pada awal kegiatan pengajaran adalah memahami keinginan atau ekspektasi umum dari siswa Anda. Misalnya saja, apakah mereka lebih suka aktivitas belajar yang menuntut mereka mengerjakan banyak tugas rumah dan sekolah ataukah justru mereka lebih suka berdiskusi dalam konteks materi yang sedang dibahas?

Nah, hal-hal seperti itu bisa membantu Anda menentukan langkah apa yang Anda harus lakukan selanjutnya untuk memberikan pengajaran yang menyenangkan.


Berikan Siswa Kesempatan untuk Menyampaikan Opini
Mengenali karakter siswa mungkin juga akan menuntut Anda untuk mengetahui apa yang dirasakan atau dipikirkan siswa Anda mengenai cara Anda mengajar sekaligus materi yang Anda berikan kepada mereka. Karena itu, rasanya memberi mereka kesempatan untuk berbicara dan menyalurkan opini maupun ide mereka terhadap hal-hal yang disebutkan di atas sangat diperlukan. Bagaimanapun, belajar adalah hak sekaligus kewajiban para siswa Anda, sehingga bisa dibilang mereka memiliki peran penting dalam kegiatan pembelajaran itu.
Dengan adanya kesempatan beropini yang Anda berikan kepada siswa, mereka akan secara perlahan merasakan kenyamanan dalam belajar. Tentu Anda bisa mengendalikan jalannya sesi ini di dalam kelas Anda. Selama Anda merasa bahwa opini yang mereka sampaikan relevan dan logis, mengapa tidak?

Berikan Apa yang Mereka Harapkan
Setelah Anda memahami betul apa ekspektasi dari siswa Anda, mengapa tidak mencoba mengabulkannya? Bukan kah Anda mengajar untuk kepentingan mereka, yaitu menjadi sosok-sosok berkualitas dan berilmu? Nah, jadi Anda harus mempertimbangkan ekspektasi dari mereka. Selama harapan itu wajar dan bisa dilakukan, sekaligus bermanfaat bagi keberlangsungan kegiatan belajar secara keseluruhan, tentu Anda bisa membantu mereka mewujudkan harapan tersebut.
Jika Anda mampu merealisasikan harapan mereka dengan tepat, tidak menutup kemungkinan siswa Anda akan merasa senang dalam seluruh kegiatan belajar yang mereka laksanakan bersama Anda. Perasaan senang sekaligus nyaman inilah yang menjadi salah satu penentu apakah pengajaran yang Anda lakukan berhasil atau tidak.
9 Tips Super Menjadi Guru Teladan - Guru adalah seorang manusia yang diembani tugas untuk mendidik dan mengajari peserta didik. Dengannya siswa mendapatkan ilmu dan dengannya pula siswa memperoleh contoh serta teladan dari gurunya. Apabila seorang guru belum mampu untuk memberikan suatu contoh yang baik bagi anak didiknya, sungguh teramat disayangkan sekali. Dikhawatirkan generasi - generasi penerus yang dihasilkannya akan menjadi sesosok manusia yang tidak bermoral serta tidak beretika sebagai manusia berkhlakul karimah. Oleh karena itulah, guru yang teladan ada sesuatu yang urgen dan penting eksistensinya ditengah - tengah para siswa.


Membahas tentang tema"teladan", maka disini kita bisa membuat kesimpulan bahwa guru pada dasarnya tidak sekedar mentransfer ilmu kepada muridnya saja akan tetapi bisa menjadi teladan bagi anak didiknya. Namun demikian, kita harus akui bersama tidak semua guru memiliki kemampuan tersebut. Banyak sekali diantara mereka yang belum mampu memberikan teladan yang baik kepada anak didiknya. Disini setidaknya ada beberapa tips dan trik bagi anda para guru untuk menjadi seorang guru yang teladan. Adapun ulasannya adalah sebagi berikut: 

1. Persiapkan mental

Mental sangat diperlukan ketika kita hendak mulai mengajar karena apapun yang sudah kita persiapkan akan hancur ketika dalam penyampaiannya gugup. Tanamkanlah dalam hati rasa percaya diri yang tinggi ketika berada dalam kelas.

2. Penuhi harapan anak didik/siswa

Siswa akan berharap banyak kepada guru, karena bagi mereka guru itu sumber ilmu. Apapun yang mereka belum ketahui pasti ditanyakan kepada guru.

Baca juga : Ini dia 10 ciri - ciri guru kreatif yang harus anda ketahui

3. Jadilah orang tua

Menjadi orang tua kedua bagi siswa adalah salah satu tugas seorang guru serta harus siap menghadapi kemanjaan dan kenakalan mereka, seperti menghadapi anak kandung sendiri.

4. Buatlah peraturan dalam kelas

Peraturan dibuat sebagai batasan atau rambu-rambu yang harus dipatuhi semua siswa. Sebaiknya peraturan dibuat berdasarkan musyawarah bersama antara guru dan siswa, agar tidak terjadi kesalahpahaman.

5. Buatlah sanksi indisipliner

Sanksi yang diberlakukan bagi pelanggar peraturan pun harus telah didiskusikan dan disepakati sebelumnya antara guru dan anak didik. Jadi ketika mereka melakukan indisipliner sudah tahu sanksi yang akan mereka terima.

6. Hindari sikap tegang, selingi humor

Humor merupakan cara paling efektif bagi seorang guru untuk mencairkan suasana yang tegang ketika proses belajar mengajar berlangsung. Humor mampu menetralisir situasi.

7. Berkomunikasilah dengan semua

Berkomunikasi dengan anak didik itu sangat penting karena dari sinilah seorang guru dapat mengetahui karakter mereka. Dengan orang tua siswa juga perlu adanya komunikasi dua arah agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. Guru juga harus mampu berkomunikasi dengan guru lainnya dan semua pihak sekolah.

8. Guru adalah pekerjaan mulia

Tanamkan rasa ikhlas dalam menyampaikan ilmu kepada anak didik serta yakinkan dalam diri bahwa pekerjaan yang dilakukan adalah mulia. Karena dari tangan gurulah generasi penerus bangsa akan tercipta. Baik buruknya mereka kita lah yang tentukan sebagai seorang guru.

Menjadi guru adalah sebuah kemuliaan, karena surat yang pertama kali turun dalam Al-Quran memerintahkan kepada umat manusia agar dapat membaca. Dan seorang siswa tidak akan mampu membaca tanpa ada yang mengajarkannya (dibaca : guru). Dan di sinilah peran guru sangat diperlukan untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang cerdas, baik cerdas secara kognitif maupun secara afektifnya.

Source: Dakwatuna.com


Cara Agar Pintar Matematika - Bagaimanapun juga matematika adalah salah satu mata pelajaran yang sangat penting dan sebisa mungkin siswa harus bisa menguasainya. Akan ada banyak sekali manfaat yang dirasakan jika hal tersebut bisa diwujudkan, selain mampu mendongkrak presatsinya di sekolah, lebih dari itu penguasaan konsep matematika yang dipelajari oleh siswa dapat pula langsung diaplikasikan ke dalam konteks - konteks kehidupan, seperti dalam berbisnis dan lain sebagainya.

Cara Agar Pintar Matematika

Meskipun matematika memiliki fungsi dan manfaat yang sangat banyak, akan tetapi tidak sedikit siswa yang malah tidak menyukai pelajaran ini. Mungkin salah satu sebabnya dikarenakan matematika dalam mempelajarinya lebih menekankan pada penguasaan berhitung, menganalisis dan pengembangan logika. Yang mana dalam memperlajarinya tentu akan membutuhkan lebih banyak energi dan waktu. Kondisi ini akhirnya membuat siswa merasa malas dan jenuh terhadap pelajaran tersebut, sejak awal mereka sudah menutup diri dan menyatakan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit.

Baca juga artikel tentang: Cara ampuh mengatasi ngantuk saat belajar

Merubah Cara Pandang terhadap Mata Pelajaran Matematika

Mendengar kata "sulit", terlebih lagi dengan hubungannya terhadap mata pelajaran matematika. Merupakan salah satu penyebab utama kenapa seorang siswa tidak pintar dari segi mata pelajaran ini. Mental mereka sudah terblokir dan tertutup yang pada akhirnya berimbas pada hasil belajar mereka. Jika saja, mereka mau merubah cara pandangya dan menganggap bahwa mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang mudah dan menyenangkan, maka pikiran positif yang ada pada diri siswa tersebut akan ikut mengangkat kemampuannya di bidang matematika dan pada akhirnya hasil belajarnya pun akan meningkat.

Namun demikian, untuk menghasikan cara pandang yang positif terhadap suatu mata pelajaran bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Terlebih lagi ketika seorang siswa dipertemukan dengan guru mata pelajaran yang mengerikan dan dalam penyampaiannya pun tidak jelas dan terkesan hambar. Keadaan tersebut biasanya akan semakin memperkeruh mental berfikir si anak terhadap mata pelajaran tersebut, khususnya lagi matematika. Syukur, jika gurunya kreatif dan dalam penyampaian materinya menyenangkan serta mudah difahami oleh siswa, secara alami pikiran positif siswa terhadap mata pelajaran matematika juga akan ikut terangkat. Tapi jika kenyataannya tidak demikian, maka salah satu cara yang bisa dilakukan siswa adalah mencari sendiri cara agar bisa menyukai mata pelajaran ini.

Mulailah Belajar Matematika dengan Cara yang Kamu Sukai

Mulailah belajar matematika dengan cara yang kamu sukai, jika sekiranya kamu lebih suka belajar bareng bersama teman maka belajarlah secara berkelompok, jika lebih suka belajar menyendiri, maka hindari berinteraksi dengan seseorang untuk sementara waktu. Setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda - beda antar satu dengan yang lainnya. Gaya belajar tidak bisa dipaksakan, jika memang tidak suka, maka katakanlah tidak suka, jika senang lakukanlah itu selama gaya belajarnya itu bisa memberikan hasil maksimal.

Sering Berlatih Mengerjakan Soal Matematika

Ketika seorang siswa sudah menikmati gaya belajarnya dan menimbulkan perasaan suka terhadap mata pelajaran yang dianggapnya sulit, maka selanjutnya ada satu hal yang perlu diperhatikan, cobalah untuk sering - sering berlatih mengerjakan soal - soal matematika. Seperti halnya pisau yang sering diasah, semakin sering semakin tajam, begitupun belajar, semakin sering dipelajari maka kemampuan kamu dalam mengerjakan soal - soal berkaitan dengan matematika semakin handal dan terampil. Sulit rasanya jika seorang siswa yang memiliki keinginan pintar dalam matematika namun jarang berlatih dan mengerjakan soal. 

Untuk beberapa orang, memahami konsep matematika adalah sesuatu yang mudah dan bisa dipelajari dalam waktu yang singkat. Namun untuk sebagian lainnya, memperlajari matematika adalah sesuatu yang sulit dan butuh waktu yang panjang untuk memahaminya. Jika kalian termasuk salah satu kategori ini, berikut tips yang bisa kalian gunakan agar cepat memahami mata pelajar matematika:
  1. Kerjakanlah materi atau soal - soal matematika dari yang termudah dulu baru ke yang sulit. Hal ini dilakukan agar semua jenis soal bisa tersapu bersih, tidak ada jenis soal yang tertinggal atau terlupakan. Perlu diketahui disini, matematika dalam praktek pengerjaannya nampak seperti rantai, apabila materi mudah belum terkuasai dengan baik, maka siswa bersangkutan akan mengalami kesulitan dalam memperlajari level selanjunya. Karena untuk bisa mengerjakan soal dengan tingkatan atas harus mahir dulu dalam mengerjakan soal yang mudah.
  2. Jangan Takut Salah. Sebagai manusia biasa, kita tidak usah takut salah karena bagaimapun juga kita bukanlah makhluk yang sempurna. Apabila ketakutan jenis ini kita pelihara, yang ada hanya kerugian yang akan dirasakan, kita hanya akan terdiam tanpa melakukan sedikitpun usaha. Ya mau bagaimana bergerak, toh takut ini takut itu. Takut jatuh, takut diketawai teman, takut dianggap remeh dan lain sebagainya. Anggap segala rasa takut sebagai suatu tantang buat kita untuk bisa lepas dari cengkaran penyakit mental ini.
  3. Buat Catatan Kecil. Kita sebagai pelajar, jangan malas membuat catatan kecil. Meskipun ukurannya kecil tapi akan sangat bermanfaat buat para siswa. Terlebih lagi untuk memperlancar kesuksesan belajar siswa dalam mempelajari materi. Catatan kecil setidaknya mampu dijadikan alat oleh para siswa ketika mereka lupa akan suatu hal berkenaan dengan konsep matematika, seperti rumus dan lain sebagainya.
  4. Pelajari Dasar Matematika. Maksud dari "Dasar Matematika" disini adalah berkenaan dengan konsep matematika yang sifatnya sangat - sangat mendasar, seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Keemapt konsep ini merupakan makanan dalam mengerjakan soal - soal matematika, Karena sejauh ini, siswa tidak bisa mempelajari matematika dengan baik karena masih terganjal konsep dasar ini. Coba saja anda bayangkan, terkadang ada siswa SMA yang masih belum tahu cara menjumlahkan yang benar, seperti {-5 + 10=??}, {-7-8=??}. Padahal ini adalah konsep yang penting dan harus dikuasai sepenuhnya sebelum mengerjakan soal matematika tingkat atas.

Bertanya Kepada Guru

Ini adalah cara terakhir jika sekiranya kamu sebagai siswa mengalami jalan buntu saat mencoba memahami konsep matematika. Mau bagaimana lagi, kita juga punya batasnya. Tidak semua yang kita inginkan, bisa didapatkan dengan usaha kita sendiri. Sebagai manusia biasa kita tentu butuh bantuan orang lain juga, apalagi saat mencoba mempelajari materi. Guru merupakan orang yang tepat untuk kita temui saat permasalah tersebut muncul. Perlu diperhatikan disini, jangan pernah takut ketika kalian ingin bertanya kepada guru, mereka bahkan akan senang jika ada siswanya yang antusias dalam memahami suatu konsep. Terlebih lagi matematika, yang sudah pasti siswa tidak akan pernah bisa memperlajarinya tanpa arahan serta pengajaran dari gurunya.

Portal Belajar Fisika